Rabu, 10 Juni 2009

Bangunan Kuno Nan Bersejarah

Wisata Kota Tua saat ini menjadi sasaran warga Jakarta untuk mencari hiburan, terutama untuk wisatawan keluarga, karena selain banyak tempat menarik yang mempunyai nilai sejarah dan pendidikan, juga harga tiket wisata di tempat ini masih murah, jika dibandingkan dengan tempat-tempat wisata lain di Jakarta. Sejak penutupan ruas-ruas jalan yang menuju lokasi kota tua, Jakarta Barat, komplek wisata kota tua Jakarta, semakin diminati warga.

Siapa bilang Jakarta tak memiliki tempat wisata menarik? Jakarta memang tak hanya dipadati dengan gedung-gedung tinggi, tapi juga masih menyimpan bangunan-bangunan kuno bersejarah. Kawasan Kawasan Jakarta Kota menjadi pusatnya.

Mencoba berjalan-jalan di kawasan Jakarta Kota dan berkeliling dengan menggunakan sepeda, yang bisa disewa dari para pengojek sepeda yang mangkal di depan Stasiun Jakarta Kota. Dari Stasiun Kota (Beos), kita menyusuri jalan Kali Besar dan menuju Museum Fatahilah.

Museum yang dibangun pada abad ke-enam belas ini masih berdiri dengan kokoh dan anggun. Konon, semasa VOC masih berkuasa, bangunan ini berfungsi sebagai balai kota. Pelengkapnya, di taman Fatahilah juga didirikan air mancur, yang dulunya berfungsi sebagai sumber mata air bagi warga setempat.

Sambil mengagumi keanggunan bangunan-bangunan kuno, kita dapat singgah di Toko Merah. Gedung bersejarah yang sudah ada sejak tahun 1730 ini, dulunya merupakan kantor Gubernur Jendral VOC, Baton van Imhoff.

Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Jembatan Kota Intan. Jembatan yang sudah lima kali berganti nama ini dibangun pada tahun 1628. Jembatan ini dilengkapi dengan pengungkit yang berfungsi untuk menaikkan sisi bawah jembatan.

Perjalanan akhiri di menara Syahbandar, yang menurut sejarah dibangun pada tahun 1839. Dulunya, bangunan ini merupakan kantor pabean dan berfungsi untuk mengintai kapal yang masuk melalui Pelabuhan Sunda Kelapa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar